Halaman:Habis Gelap Terbitlah Terang.pdf/126

Halaman ini tervalidasi

Pemandangan pada soengai Tjilioeng (Depok).

9 Januari 1901 (I).

Adalah hal keadaan jang baroe, jang akan datang kedalam doenia bangsa Boemipoetera, meskipoen tidak terdjadi karena perboeatan kami, tetapi boléh djoega karena orang jang lain.

Kemerdekaan telah membajang dioedara, ia telah ditakdirkan Allah Dan barang siapa jang telah dinasibkan, jang akan mendjadi kepala oentoek jang baharoe itoe, mestilah berpenanggoengan. Hal itoe mendjadi 'adat doenia telah berzaman-zaman lamanja: „Siapa jang hamil wadjib merasaï keberatan dan kesakitan bersalin! Tetapi anak jang dilahirkan oléh si ïboe itoe dengan segala kesoesahan dan kesakitan jang tidak berhingga, selamanja dikasihi, ditjintaï dan disajanginja!"

Galat skrip: tidak ada modul tersebut "Anchor".

O, ta' ada perasaan jang lebih tjelaka dari pada perasaan kekoeatan maoe bekerdja, jang tiba-tiba bertoekar mendjadi kekoatan ta' maoe bekerdja. Sjoekoer, sjoekoerlah perasaan itoe telah terhindar dari badankoe.

Beloem berapa lama ini adalah seorang professor dari Jena datang kepada kami. Toean itoe namanja Professor Dr Anton, ia dengan isterinja, sedang tamasja oentoek 'ilmoe pengetahoean, datang kemari hendak berkenalan dengan kami.

Saja takoet pemandangan orang t e r l a m p a u tinggi kepadakoe. Saja tahoe betoel lagi, bahasa orang memperdajakan dirinja dengan kebagoesan jang baroe dan barangkali oléh karena kasihannja ia berboeat sedemikian.