Halaman:Habis Gelap Terbitlah Terang.pdf/31

Halaman ini tervalidasi

11

saja, karena berasal tinggi itoe; tetapi sekarang? Saja masih ingat betapa marah kami, tatkala njonja-njonja den Haag pada tahoen j.l. menamakan kami pada Pertoendjoekan oesaha Perempoean „poeteri-poeteri Djapara."

Dinegeri Belanda roepanja, orang menjangka, siapa djoega jang datang dari tanah Hindia, jang boekannja „baboe" atau „spada", semoeanja dikira orang poeteri atau poetera radja. Bangsa Eropah di Hindia ta' banjak menamakan kami „Raden Adjeng", tetapi kebanjakan menegoer kami dengan „freule." Karena hal itoe kerap kali saja poetoes asa. Telah beberapa kali saja katakan kepada meréka itoe, jang kami boekan freule, apalagi boekan poeteri, tetapi meréka itoe ta' maoe djoega mendengarkan kata saja dan selaloe menamakan kami „freule." Begitoe poela, baroe-baroe ini datang keroemah kami seorang-orang Eropah; roepanja ia ada mendengar tentang hal kami; laloe di mintanja kepada orang toea kami, soepaja ia diperkenalkan dengan „poeteri-poeteri." Permintaannja itoe dikaboelkan. O, alangkah besar hati kami. „Regén," katanja lambat-lambat kepada bapa, tetapi kamipoen dapat djoega mendengarnja dengan terang dan boenji soearanja menoendjoekkan, jang ia ketjéwa. „Poeteri2, saja sangka berpakaikan pakaian jang indah-indah, seperti pakaian bangsa Timoer jang penoeh bertatahkan dengan ratna moetoe manikam', tetapi anak-anak toean berpakaian sederhana sadja." Soesah kami menahan gelak kami, tatkala kami mendengar itoe. Dengan tiada disengadjanja telah dipoedjinja kami dengan amat sangat. Beloem pemah kami mendengar poedjian orang demikian. Ta' dapatlah engkau pikirkan, betapa besar hati kami, mendengar ia mengatakan kami berpakaian sederhana; kami takoet sekali akan dikatakan orang sombong dan pesolék.

O, Stella, saja sangat berbesar hati, jang engkau menjamakan saja dengan sahabat-sahabatmoe bangsa Belanda, dan memandang saja seperti saudara sepikiran dengan dikau. Ta' lain kehendakkoe melainkan engkau haroes menjeboet namakoe sadja dan berengkau dan berkamoe kepadakoe. Lihatlah bagoesnja saja telah meniroe engkau.

Bila engkau bertemoe dalam soeratkoe seboetan „toeanhamba" atau „toean", djanganlah engkau pandang itoe sebagai kekakoean, tetapi seperti kealpaan. Sajapoen moesoeh kekakoean. Apakah goenanja bagikoe 'adat-'adat jang kakoe itoe? Saja girang, jang saja dapat memboeangkan 'adat-'adat Djawa jang soesah itoe sementara saja bertjakap-tjakap padamoe dalam soerat ini. Adat lembaga, peratoeran, jang diboeat orang itoe lain tidak perkara jang menjakitkan hati sadja kepada saja. Engkau ta' dapat memikirkan, betapa kerasnja 'adat-'adat koeno jang bersimaharadjaléla dalam doenia bangsawan di Djawa.