Halaman:Habis Gelap Terbitlah Terang.pdf/38

Halaman ini tervalidasi

18

Karangan tentang hal batik membatik, jang saja boeat tahoen jang laloe oentoek „Pertoendjoekan peroesahaan Perempoean" ta' pemah saja mendengar beritanja lagi. Karangan itoe dimasoekkan orang kedalam seboeah kitab jang teroetama tentang batik membatik. Ta' lama lagi akan dikeloearkan tjétakan kitab itoe. Wah, betapa besar hatikoe, waktoe saja baroe-baroe ini mendengar chabar itoe dengan tiba-tiba, karena hal itoe telah lama hilang dari kenang-kenangankoe. Engkau bertanja kepadakoe, bagaimana, maka saja doedoek diantara empat boeah dinding batoe jang tebal. Engkau tentoe menjangka, jang saja doedoek dalam pendjara atau koeroengan. Boekan, Stella, koeroengan saja itoe seboeah roemah besar dengan pekarangan jang loeas kelilingnja dan dipagari dengan dinding batoe jang tinggi. Disitoelah kami dikoeroengkan, tempat itoelah saja namakan pendjara. Berapapoen loeasnja roemah dan pekarangan, djikalau kita selaloe wadjib tinggal didalamnja, tentoelah ia menjesakkan dada kita. Sekarang teringat oléh saja, bagaimana saja menghempaskan badan saja dengan kebodohan dan poetoes asa kepada pintoe jang selaloe tertoetoep itoe dan kepada dinding batoe jang sedjoek itoe. Kemana djoega haloean perdjalanankoe saja toedjoekan, selaloe saja tertoemboek kedinding batoe dan pintoe jang terkoentji.

Pintoe itoe baroe terboeka waktoe Seri Baginda Maharadja Wilhelmina naik nobat. Sedjak itoelah pintoe pendjarakoe selama-lamanja terboeka. Pemboekaan pintoe itoe soeatoe kedjadian jang besar jang telah lama dioesahakan lebih dahoeloe. Soedah bertahoen-tahoen sahabat kenalan kami bangsa Eropah menolong meroentoehkan dinding batoe jang koekoeh itoe, jang memagari kami. Moela-moelanja dinding batoe itoe tegoeh sekali. Lama kelamaan batoe dinding itoe terbongkarlah seboeah lepas seboeah; sehingga waktoe Seri Baginda Maharadja Wilhelmina dinobatkan, maka dinding itoe robohlah dan kami melompatlah kepadang jang bébas, ditarik oléh orang toea kami dengan sekali tarik.

Selang berapa lama ini njonja Ovink kerap kali berkata kepadakoe: „Hai anak-anakkoe, adakah baik perboeatan kami, membawa engkau sekalian keloear dari dinding kaboepatén jang tinggi itoe? Tidakkah lebih baik, bila toean-toean selamanja tinggal didalam kaboepatén itoe ? Sekarang apa hendak diboeat. Hendak kemana kamoe pergi?" Apabila ia melihat loekisan dan gambaran kami, maka berteriaklah ia dengan poetoes asa: „Wahai anak-anakkoe; ta' adakah pekerdjaan lagi bagimoe?" Tidak ada djalan jang lain jang terlebih bagoes, jang saja ketahoei hanjalah kami bertiga melompat keoedara, meloepakan iboe bapa kami dan bahwa ia soedah membesarkan kami. Beroentoeng, jang saja seorang, jang ta' lekas bersoesah hati dan