Halaman:Habis Gelap Terbitlah Terang.pdf/76

Halaman ini tervalidasi

53

ketjil, sebeloem ia mengetahoei „kemerdékaan", dan waktoe kitab-kitab dan soerat-soerat jang berisi tentang hal itoe beloem ada dalam tjapaian meréka itoe, waktoe itoepoen kehendak jang terseboet telah ada dalam kalboe seorang dari ketiga saudara itoe; keadaan jang dilihatnja dan didengamja sehari-hari membangoenkan kehendak itoe padanja.

Kedatangan kehendak pada anak jang seorang itoe, beginilah kissahnja.

Pada waktoe bermain-main disekolah Belanda dinegeri ketjil Djapara, dibawah pohon baroe jang berdaoen koening, jang terdiri dalam pekarangan sekolah, doedoeklah bertoempoek-toempoek anak-anak perempoean ketjil dan besar diatas roempoet jang sebagai pennadani hidjau roepanja dan lemboet rasanja. Waktoe itoe hari sangat panasnja dan seorangpoen ta' soeka hendak bermain-main.

Déwasa itoe berkata anak perempoean bangsa koelit 'hitam jang diatas itoe; boekan sadja karena koelitnja hitam, tetapi pada pikirannjapoen tampaklah, bahasa ia seorang anak Boemipoetera, katanja: „Tjoba, Letsy, bertjeritera sedikit atau batjakan apa-apa kepadakoe!" Seorang anak perempoean bangsa koelit poetih, jang besar dan doedoek bersandar dipokok kajoe membatja seboeah kitab ketjil menéngok pada si anak tadi dan menjahoet, katanja: „Ah, tidak, saja haroes menghafalkan pengadjaran bahasa Perantjis."

„Diroemah dapat kamoe menghafalkan itoe, karena kita ta' ada kerdja. Sekolah oentoek bésok", kata anak koelit hitam tadi lagi.

„Betoel, tetapi kalau saja tiada mempeladjari bahasa Perantjis baik-baik, ta' boléhlah saja doea tahoen pergi kenegeri Belanda. Saja ingin hendak pergi beladjar kesekolah goeroe perempoean, barangkali saja ditempatkan disini, djika demikian saja tidak doedoek dibangkoe lagi, melainkan dikoersi dimoeka kelas.

Tetapi, Ni, tjoba tjeriterakan kepadakoe; maoe djadi apa engkau nanti? Hal itoe beloem pernah kautjeriterakan kepadakoe," tanja anak Belanda itoe. Kedoea mata si koelit hitam jang besar itoe memandang kepada jang bertanja dengan hérannja.

„Nah, tjeriterakanlah", kata si Belanda lagi. Anak Djawa itoe poen menggéléngkan kepalanja serta berkata dengan ringkas: „'ndak tahoe". Ia betoel-betoel ta' tahoe, ia beloem pernah memikirkan hal itoe, ia masih amat ketjil masih melompat-lompat. Pertanjaan sahabatnja bangsa koelit poetih itoe termakan dalam hatinja. Ta' dapat ia meloepakannja dan selaloe mendesoes ditelinganja perkataan: „Maoe mendjadi apa engkau nanti?"

Dimenoeng-menoengkannja sehingga kepalanja mendjadi sakit. Pada hari itoe ia beberapa kali mendapat hoekoeman menoelis disekolah, ia mendjadi bingoeng, dan memberi djawab