Halaman:Hal Bunyi Dalam Bahasa-Bahasa Indonesia.pdf/105

Halaman ini telah diuji baca

ikutinja dimulai dengan konsonan, misalnja dalam bahasa Kupang. Dalam tjerita tentang Bihata Mesa ("Bijdragen tot de taal-, land- en volkenkunde van Nederlandsch-Indië", 1904, hal. 257) terdapat kata²: dad buan (dada + buan; meréka duduk berdampingan).

III. Dalam bahasa Timor vokal hilang djika terdapat antara dua konsonan. Tjerita Atonjes ("Bijdragen tot de taal-, land- en volkenkunde van Nederlandsch-Indië". 1904 hal. 271) mengandung kata² : ainfi (ainaf + i; ibu ini).

301. Dalam bahasa Kamberi konsonan hilang. Dalam tjerita Kreisel ("Bijdragen tot de taal-, land- en volkenkunde van Nederland-sch-Indië", 1913 hal. 82) tampaklah kata2: Pada njara (padah + njara; tempat gembalaan kuda).

302. Gedjala2 bunji chusus dalam golongan bahasa jang ketjil, jang telah dikemukakan dibawah nomor 292.

I. Pada kataganti (pronomen) jang bersifat proklitis dalam bahasa Djawa kuno, vokal pada achir kata dapat hilang; hal itu dapat djuga terdjadi vokal itu terdapat depan kata jang dimulai dengan konsonan. Dalam tjerita Ramayana XXII terdapat kata² nke k tona asih ta (saja mengakui jintamu); bunji k ialah singkatan kata ku, jaitu kata-ganti orang pertama, jang dalam bentuk dan dengan fungsi jang sama terdapat dalam banjak bahasa Indonésia; kata tona ialah bentuk futur dari ton melihat). Dalam hal2 bahasa Djawa kuno mempergunakan kontraksi atau mengubah vokal sehingga mendjadi konsonan.

II. Dalam bahasa Nias bunji jang tak bersuara pada permulaan kata dibuat mendjadi bersuara, djika mengikuti vokal pada achir kata jang mendahului kata itu, misalnja dalam hubungan kata anteseden (Beziehungswort) + génitif subjéktif atau dalam hubungan kata depan (préposisi) + kata anteseden (Beziehungswort). ,,Hati" ialah to do₂ dalam bahasa Nias, tetapi dalam tjerita tentang Siwa Ndrofa ("Bijdragen tot de taal-, lan- en volkenkunde", 1905 hal. 34) terdapat kata² : ba do₂ do₂., (dalam hati).

303. Gedjala² bunji dalam kalimat kadang² terdapat dengan tjara teratur, kadang2 lagi dengan tjara kurang teratur.

1. Hal membuat bunji jang tak bersuara mendjadi bunji jang bersuara berlaku dengan tjara teratur dalam bahasa Nias.

II. Menurut Hainteny hal menghilangkan vokal atau konsonan dalam hubungan sebutan (prédikat) + objék dalam bahasa Howa diserahkan pada kehendak masing2 orang jang memakainja. Dalam

104