Halaman:Hal Bunyi Dalam Bahasa-Bahasa Indonesia.pdf/31

Halaman ini telah diuji baca

+ bunji letusan homorgan, umumnja ialah pandjang, misalnja dalam kata dintên. (hari).

III. Seidenadel dalam karangannja "Grammatik des Bontokischen" tidak mengemukakan téori tentang kwantitét, tetapi djika téks jang diumumkannja dibatja dengan seksama, maka tampaklah hal jang berikut Hukum tentang vokal péndék hampir tak ada ketjualinja: kata ākyu (matahari) (téks Lumawig 69) bertentangan dengan hukum itu diutjapkannja. Hukum tentang vokal pandjang lebih banjak me-ngandung ketjualian, terutama: vokal jang mendahului bunji sengau ialah péndék; dalam téks Lumawig I misalnja terdapat kata ának dan tánub (alang²), dalam téks Kolling terdapat kata wánis (sengka-jan); vokal jang mendahului f dibunjikan sesuai dengan hukum tentang vokal pandjang (tukfifi = bintang).

70. Tetapi dalam beberapa bahasa Indonésia tampak suatu hukum jang menjimpang benar dari hukum tentang kwantitét vokal, misal- nja dalam bahasa Dairi. Dalam bahasa itu vokal dari tiap² suku kata jang ditekankan bunjinja ialah pandjang, misalnja dalam kata pòstěp (mulai).

71. Djika tekanan atas suku kata jang mendahului suku kata jang terachir pindah kesuku kata jang terachir itu, hal itu terdjadi pada kontraksi kata² dan pada kata seru dalam banjak bahasa Indonésia, maka timbullah dua kemungkinan :

I. Vokal pandjang bunjinja. Hal itu terdjadi pada kontraksi kata, dalam bahasa Djawa kuno dan ditandai dalam menulisnja. Dalam tjerita Ramayana VIII, 40, 2 misalnja terdapat kalimat: tumamā rin abhyantara (menjelami djiwanja) tumamā = tumama + tanda tjara andai (konjunktif) a; kata dasarnja ialah tama. Tentang bentuk kata-seru dalam bahasa Gorontalo, Breukink mengatakan: ,,Suku achir itu boléh menjadi panjaŋ, jikalaw kata itu ditilik sapěrti kata sěruhan ataw suruhan".

II. Vokal péndék: Menurut Ferrand, dalam bahasa Howa pada kontraksi kata², vokal péndék bunjinja. Misalnja dalam kata milazà (tjeritakanlah) jang berbentuk tjara perintah (imperatif). (Bentuk tjara berita (indikatif) milàza + tanda bentuk tjara perintah (imperatif) a huruf hidup pada achir kata péndék bunjinja).

72. Gedjala² kwantitét dalam bahasa² Indonésia dan dalam bahasa² Indogerman memperlihatkan banjak hal jang sama. Hukum

30