Halaman:Harta jang Terpendem atawa Tjeritanja Njai Marsina.pdf/136

Halaman ini tervalidasi

— 134 —

rampas oewang saja dan jang soeda poekoel kapala saja dengen batoe," kata Ali dengen soeara soenggoe.

„Djangan lepas ini prampoean,” kata Saneah aken samboengin perkataän soeaminja. Dia ada djadi perampasnja, itoe lelaki djadi pemboenoehnja. Bawa sadja iaorang ka pendjara. Saja djadi saksi. Saja nanti kaloearin boekti-boekti.”

Sala satoe oppasnja hampirken Joesoef jang soeda doedoek di korsi, tetapi orang dapetken la ini ada dalem keadaän pangsan. Joesoef poenja katakoetan boeat itoe perkara darah ada begitoe sanget, hingga tatkala Ali minta wedana tangkep padanja, la djadi limboeng dan teroes djato pangsan di korsi.

Orang toeloeng bikin ia sedar kombali, dan koetika inget orang lagi, Joesoef menjeboet beroelang oelang namanja Nabi Moehamad.

Sasoedanja koempoelken pikirannja dengen beres, Joesoef, jang kaliatan merasa menjesel sanget boeat perkara-perkara jang telah kadjadian, laloe minta orang-orang jang ada dalem roemahnja doedoek berkoempoel di roewangan pertengahan, dimana Joesoef kata ia maoe boeka bitjara boeat perbaeki kombali kasalahannja. Permintaännja laloe diloeloesken.

Wedana doedoek di korsi tengah, diapit oleh Darmo dan Moerhaja jang kallatan poetjat dan lemes badannja. Di derekannja ada doedoek berba-