— 141 —
XIV.
RESIANJA HADJI MANSOER.
Lampoe-lampoe gas di itoe gedong ketjil di Tji-waringin jang masi terkenal ada gedongnja Moehamad Joesoef bin Alsagaf, ada dipasang samoes dengen terang. Di roewangan tengah dari itoe gedong ada bei koem poel doedoek tiga orang lelaki dan satoe orang prampoean. Darmo, Ali, Saleba, Moerhaja dan Saneah, ada djadi pengisi dari itoe gedong. Itoe malem roepanja laorang ada kadatengan satoe tetamoe jang harces dihormat, jaitoe wedana pensioen Raden Jaka Soedarmo dari Betawi. Ia telah dateng ka Bogor sate ah dapet trima kawat dari Darmo, jang membri taoe tentang terdjadinja satoe perkara besar di itoe gedong ketjll, perkara mana ada membawa djoega satoe kapentingan bagi dirinja. Raden Jaka sampe di itoe gedong dengen disamboet oleh sekalian orang isinja gedong itoe. Pertama-tama ia diadjak tengok itoe orang sakit jang diratjoenken, jaltoe Moerhaja, jang sekarang ada rebah di pemparingan dalem kamar jang doeloe ditempati oleh Marsina. Kamar ini ada terhias lengkap dengen segala perabotan jang indah-Indah. Moei haja masi poetjat, tetapi ia tida batoek lagi dan peroetnja poen tida sakit. Doea doktor tadi siangnja soeda berdaja kasi kaloear ratjoen dari peroetnja gadis itoe, hingga keadaännja sekarang soeda moelai semboeh. Ia ada didjaga oleh Saneah jang djadi sajang pada gadis itoe.
