Halaman:Hikajat Soeltan Taboerat.pdf/105

Halaman ini tervalidasi

105

di singga sananja, maka semba anak radja itoe silakenlah toean pada kedoedoekan Ajahanda hamba.

Maka nahoda itoepoen tersenjoem dengen manis moekanja sembahnja, ampoen den maab toawankoe djanganlah toean berkata demikian, Sepatoet njalah toean doedoek kepada kedoedoekannja padoeka ajahanda Soeltan jang adil, kerna jang seperti hamba ini tiada dapet menggantiken keradja’an itoe, sebab hamba orang ini anak dagang, adalah seperti soekar boeroeng jang tiada tentoe kedoedoekannja, den lagi masahken patoet dagang jang terboewang boewang di tembah orang nanti djadi toela den papa atawa tiada selamat, den lagi takoet hamba aken mendjadi tjidra nama orang dagang jang laen kaloeken orang tida pertjaja aken dia, sebab dagang jang bahroe aken mengerdjaken dia pekerdjaan jang boekan lajaknja, kesihanlah dia Sebab kita ampoennja pekerdjaan mengada ngada dagang jang achir dari pada hamba tiada di pertjaja orang.

Setelah segala jang mengadep mendenger kata nahoda itoe maka seperti linjep rasanja pikiran, soenggoelah boediman di Kata orang dagang jang bahri ini, den kaloe kaloe boekan barang barang orang ini, djanganken anak orang berbangsa djoega ini, bitjaranja betoellah seperti aer telaga kalkausar jang dapet