Halaman:Hikajat Soeltan Taboerat.pdf/115

Halaman ini tervalidasi

115

soewatoepoen tiada jang koerang, den penghoeloe poen dateng djoega tiap tiap hari.

Maka baginda poen berangkat kembali bersama sama nahoda itoe den segala alim moetaalim poen mengiring en sekaliannja.

Setelah sampe kedalem, astana laloe makan minoem dengen bebrapa kesoekaan hati.

Adapoen maka di tjeritaken oleh orang jang ampoenja tjerita.

Setelah soeda malem hari, maka nahoda itoepoen dateng mengadep radja pada malem itoe, serta Sahbanda kedoewa Sahbandi.

Maka baginda bertanja apakah pekerdjaan soedara kita dateng pada malem hari ini.

Maka sembanja nahoda itoe, Hai soedarakoe djikaloe ada keredaan hati toeankoe radja, marilah kita memake seperti pentjoeri, soepaja kita melihat termasa pada negri kita ini, apa pekerdjaannja pada malem ini, soepaja kita ketahwi siapakah kepala pentjoerinja, den siapa jang menoejoeki djalannja pentjoeri pada tempat ini.

Maka waktoe itoe djoega baginda poen djadi berkenenlah pada batinja, certa memake pakejannja itoe ser-

Soeltan Taboerat

14.