Halaman:Hikajat Soeltan Taboerat.pdf/121

Halaman ini tervalidasi

121

djanganken kata jang patoet itoe, sekalipoen kata jang tiada patoet djoega djik aloe sampe pada akal toean kita ini toeroet djoega kerna negri ini toewan jang ampoenja dia, hamba ini soenggoeh radja di bawah prenta soedara kita.

Maka kata nahoda, djikaloe demikian baeklah toeankoe titabken doewa orang hoeloebalang itoe, aken menjoeroeken memboeka pintoe pendjara dengen seratoes doewa poeloe orang pahlawan jang gagah gagah, aken membawa orang jang ada dalem pendjara itoe, jang besar besar dosanja den jang berat berat hoekoemannja, laen dari pada itoe biarlah tinggal di dalem pendjara, serta penoenggoenja pintoenja sekali dan pengawalnja sekali den itoe nama jang di soeratken semalem itoe bawa sekali kemari. Maka heran lah sekalian itoe jang mengadep, maka sekalian poen pergilah, serta di bawanja seperti nan titah radja itoe.

Setelah sampe kehadepan baginda itor, maka di soeroenja bocka tali iketnja sekalian, maka laloe di boeka orang serta dcedoeklah masing masing dengan berkoetoeng serta dengen takoetnja den goemeter segala anggautanja, sebab pada pikirnja inilah radja jang menaloeken negri ini.

Setelah itoe maka titah nahoda itoe, Hai: Aboe Ma