Halaman:Hikajat Soeltan Taboerat.pdf/132

Halaman ini tervalidasi

132

Maka sembah mantri itoe, ja toeankoe terlebi ampoen toeankoe tiada sekali kali, kerna soedara hamba itoe sanget sekali djahatnja, patoetlah ia mati dengen hoekoemnja radja, sebab ia pen joeri jang amat besar tiada dapet hamba larangken kepadanja.

Maka sahoet radja itoe, Hai pekir dengen sebener benernja angkau berkata kata, djangan sangka lagi pada hatimoe.

Maka sembahnja tiada sekali kali toeankoe.

Setelah itoe maka titah radja, Hai pikir sekarang ini macelah angkau tanem dia mana adat seperti jang laen laen.

Maka sembanja tida sekali kali toeankoe hamba ini mengambil dia kerna barang siapa jang baek itoelah soedara hamba, den barang siapa jang djabat biarlah di tanemken seperti menanemken orang pentjoeri jang banjak banjak itoe.

Adapoen maka segala orang jang lihat pekerti nahoda itoe maka masing masing mengakoe, adalah jang mengataken bapanja den adalah jang mengataken soedaranja, den adalah jang (mengataken kepoenakannja, masing masing soedjoet menjembah.

Serta katanja: ja toeankoe inilah bahoewasanja sadara bamba, den irila bapa hamba, maka masing masing mengataken itoe.