Halaman:Hikajat Soeltan Taboerat.pdf/228

Halaman ini tervalidasi

228

Setelah itoe maka kata toean poetri, Hai bibi marilah kita pergi di kebon memetik boenga boengahan.

Maka sembah nene Rambani, marilah toean, tetapi matahari hampirken tinggi, bibi hendak melarangken takoet kaloe kaloe, toean kataken bibi tida soedi toewan kemari.

Maka sahoet toewan poetri tida mengapa, sementaran djoega kita bermaen, djikaloe panas jang sanget kita berhenti dehoeloe, kerna kita hendak bermaen, datengken sore bahroelah kita kombali, kerna lamalah soeda kita tiada bermaen maen pada tempat ini.

Setelah itoe maka toewan poetri poen bangoen berdjalan, serta di iringken segala dajang dajangnja itoe.

Setelah boeroeng itoe melihat roepanja toewan poetri, maka laloe terbang keloewar serta berpantoen.

Bermainlah toean di kebon ini,
Kebon melati nene Rambani,
Djikaloe tersedar oentoeng toean kami,
Melarat soenggoe di negri ini.

Setelah toean poetri poen (berdjalan djoega seperti orang tiada perdoeli, tetapi hatinja tiada lepas dari pada pikirannja itoe.