Halaman:Hikajat Soeltan Taboerat.pdf/248

Halaman ini tervalidasi

248

Rembanan itoe, maka teringet roepa laki laki jang koetika bertemoe di kebon melati itoe.

Maka kata toean poetri, hai bibi siapakah jang ampoenja hikajat ini?

Maka sembahnja, ja toeankoe anak pate jang ampoenja dia, maka bibi djoeal segenap pasar, seorang poen tiada jang berkehandak membeli dia.

Maka kata toean poetri, dapetkah kita memboeka hikajat ini.

Maka sahoetnja, djika belon tentoe pada pesen jang ampoenja, djanganlah di boeka dehoeloe, tetapi termaloem oleh toeankoe, djikaloe toean banda memboekaken siapakah jang dapet melarang dia, sedang njawa bibi ini toean djoega jang ampoenj, den segala hoekoeman atas anakuja hamba atas anggautanja toeankoe djoega jang ampoenja dia.

Maka sahoet toean poetri, tia takah bibi takoet dengen anak bibi, kaloe kaloe ia mendjadi goesar, den sebagi lagi bibi mendjadi dosa, sebab manoekarken perenta anak bibi, den lagi anak dengen iboenja djangan sekali broba djandji, adalah hilang ketjinta an antara iboe dengen anaknja, den apakah kelak kedjadiannja, sebab kita orang mendjadi petjah belah anak poengoetnja.

Maka berdateng sembah bibi Rembanan, ja toean-