Halaman:Hikajat Soeltan Taboerat.pdf/386

Halaman ini tervalidasi

386

Katanja: apakah dosanja hambakoe ini, den inilah gandjaran radja aken hamba, tetapi bahoewa sesoenggoenja, hamba ini tiada berdosa, maka dari pada ham a di boenoeh radja, baeklah kita dengan mengamoek boeat membelah njawa di dalem badan kita, maka dari pada sanget merasabken panas mata pedang radja, maka laloe mengamoek ketiganja.

Setelah radja mendengar kata anaknja, maka laloe di soeroehnja tangkep orang itoe.

Maka laloe datenglah segala raijat, hendak menangkep dia.

Setelah toean poetri melihat hal jang demikijan, maka laloe mengambil anak panahnja, den dajang dajangnja poen mengambil anak panahnja, den anak toekang tales poen demikijan djoega, serta mengambil pedangnja, serta lari keampatnja sambil mengamoek, masing-masing.

Maka radja matjan mengamoek raijat radja-radja, habislah pada mati.

Maka goerda poen menjamber njamber, segala mahkota radja radja, den mergem dengan koekoenja den tegilnja jang amat tadjem itoe pada radja radja, habislah jang poetoes lehernja den jang hilang matanja, sebela di tjengkerem oleh koekoenja itoe.

Maka oeler naga poen menjabet njabet kesana kemari dengan ekornja, hingga habis ampat pendjoe-