Halaman:Hikajat Soeltan Taboerat.pdf/454

Halaman ini tervalidasi

454

Maka setelah soeltan moeda mendenger kata toean poetri itoe, maka hatinja poen terlaloe amat marahnja, merah pedem warna moekanja, serta tijada dapet berkata kata lagi, dalem pikirannja doerdjana soenggoeh perempoean ini, maka marahnja poen ditahanken, serta berangkat masoek kedalem peradoewan, serta beradoe dengen seorang dirinja, sambilberpikir, inilah soewatoe moerka ataskoe, kerna soempakoe aken istrikoe tijadalah akoe beristri lain, makadjikaloe demikijan, apalah hendak di kata, tetapibatinja terlaloe amat sakitnja.

Setelah toean poetri melihat soewaminja goesar, maka laloe masoek kedalem peradoean, serta memeloek leher soewaminja, katanja: ja kakanda mengapakakanda seperti orang goesar lakoenja, tijadakah ka kanda kasih aken adinda, kerna adinda sanget ingin sekali, kaloe kaloe beta ini mangidam.

Setelah soeltan moeda mendenger kata istrinja, maka laloe berkata, ja; adinda tidalah kakanda goe- sarken adinda, hanja sedi rasanja kakanda, dari pada sebab inget peroentoengan kakanda, maka pikir kakanda, sekalipoen adinda ingin djoega aken bersantep boeroeng tekoekoer di randang, kataken dehoeloe pada kakanda, soepaja kakanda beliken boeroeng te koekoer jang laen, kerna boeroeng tekoekoer itoe