Halaman:Hikajat Soeltan Taboerat 02.pdf/200

Halaman ini tervalidasi

679

tjinta, djikaloe soenggoe di kasinja djanganken Nahwan Siti seorang perempoean, sekalipoen laki laki djoega tijada patoet di kasinja pergi, maka dari pada sebab ada gantinja jang lebih kaja den lebih bagoes, loepa dija ini perdjandjiannja, maka djikaloe beta bertemoe jang seperti itoe haram beta, bijar beta mati di makan andjing di patok boeroeng tijadalah akoe berkehandak kepada orang jang moengkir djandji.

Setelah itoe maka anak radja itoepoen memeloek leher istrinja, serta katanja: pandai soenggoe toewan membawa tjerita, maka tjerita poela soepaja kakanda denger kesoeda soedahannja dija.

Maka sembahnja toewan poetri Mahroem Sari, ja kakanda: tida beta ini tjeritaken kesoedahannja, kerna takoet kaloe kaloe jang di belakang kali takoet mendengar djandji orang.

Maka kata anak radja, tijada mengapa, kerna orang jang seperti Moeda oedaham itoe orang tida imannja, den lagi tida taoe boedinja orang seperti pengarangnja djoega, kerna manoesija itoe tijada dapet di samaken pada manoesija.

Kata toean poetri, ja kakanda: pada achirnja pada jang kaja tida di kawin, pada jang miskin hatinja dje oe, maka dalem hal jang Nahwan Siti telah mendenger chabar itoe, den telah di ketahwi jang ija tijada menaro tjinta padanja, dari pada sebab ija orang boediman tidalah di njataken, sebab masi teringet boedinja Moeda Moedahan jang telah soeda-itoe, sedari ada istri-