Halaman:Hikajat Soeltan Taboerat 02.pdf/25

Halaman ini tervalidasi

505

berboeat bakti aken kakanda, djanganlah kakanda sampe, hati meninggalken adinda, di manakah adinda mengirim diri adinda.

Setelah soeltan moeda mendenger kata istrinja, maka laloe bertanja ja adinda, masmira bidji mata kakanda, djanganlah toean menangis kakanda pergi ini, boekannja sebab moerkaken adinda, atawa goesarken itoepoen tijada ada sekali-kali, tetapi sekarang kakanda bertanja, sehari-hari pekerdjaan adinda itoe sijapakah jang soeda mengadjar kepada adinda?

Maka sembanja ja kakanda, bahoewasanja melepas boeroeng perkoetoet, den memotong kaki hajam saboengan, den memotong boeroeng tekoekoer, den semoewanja itoe dengen pengadjaran padoeka ajoenda Tjindra Sari, den jang mengadjarken menjiramken aer panas iteepoen padoeka iboe Soeri.

Maka bahroelah soeltan moeda ketahwi pekerdjaan itoe, maka laloe berkata: Hai adinda, mengapakah toean hendak mendengerken apa barang pengadjarnja, den djikaloe demikijan toean kasihken iboe Soeri, den poetri Tjindra Sari, maka disanalah toean berkirim diri, den jang seperti kakanda apalah goenanja aken alinda, baeklah toean lepasken kaki kakanda ini, kerna adalah jang toewah lebih kasih den