Halaman:Hikajat Soeltan Taboerat 02.pdf/26

Halaman ini tervalidasi

506

lebi tjinta, bijarlah kakanda pergi mengembara, barang mana di takdirken toehan kita.

Setelah itoe maka toean poetri, memegang kaki soewaminja, maka terkena pada kakinja jang tersedoe, maka bertambah tambah sakitnja, maka handak di takanken tijada tertahan, maka laloe chilaplah hatinja serta mengoenoes pedangnja handak di perangnja kepala toean poetri, maka teringet poela soempahnja, maka laloe terkedjoet serta berpikir di dalem hatinja, djikaloe demikijan moengkirlah akoe dari pada djandjikoe, maka boekanlah akoe anaknja Soletan Taboerat, maka laloe di saroengken poela dedangnja, serta menarikken kaennja.

Adapoen maka dari pada sanget menjesel toean poetri itoe, maka laloe pangsan tijada habarken dirinja, maka terlepaslah tangannja dari pada soewaminja.

Setelah terlepas maka soeltan moeda poen dari pada sanget moelanja den marahnja, maka laloe meloempat dari dalem pradoewan, serta tijada melihat kebelakang lagi, serta keloear dengen sigranja meninggalken istrinja itoe, katanja: Hai poetri Mahroem Siti, tinggalah angkau baek-baek; moega-moega selamat angkau hidoep dengan iboe bapamoe, maka dari pada sanget marahnja, hingga Sahbanda ke-