Halaman:Hikajat Soeltan Taboerat 02.pdf/274

Halaman ini tervalidasi

753

Maka kata seorang, roepanja djoega semimpir mimpir perempoewan, maka masing masing berkata tida bertentoe.

Maka beberapa di adjaknja poelang, tijada djoega ija maoe.

Aatta maka datengken harikan malem, maka kata anak radja, Hai kamoe sekalijan raijat, barang sijapa jang hendak poelang, maka sigralah poelang kerna patek ini tidaken poelang, hingga aken bertemoe dengen istrikoe, maka bahroelah akoe poelang, maka njatalah habar itoe.

Maka Sahbanda kedoewa Sahbandi poen heran, sebab melihat toewannja terlaloe sanget gilanja, sebab rahsija jang di larang ijapoen memboeka sendiri.

Adapoen maka segala raijat itoe, adalah setengahnja jang poelang den setengahnja jang hendak mengikoet anaknja radja, sebab hendak melihat termasa segala negri, maka adalah kedar doewa poeloe orang mengikoet, den doewa poeloe orang poelanglah.

Maka kata anak radja itoe, Hai sekalijan raijatkoe: katakenlah kepada ajahanda boenda den toewan poetri, patek pergi tidaken lama aken mentjari Indra Paulana Tamsil Maripat itoe, kerna patek tida poelang sebab djikaloe patek poelang nistjaja bertambah penjakit patek, djadi tida lapet di obatnja oleh segala tabib, sebab segala bekas tangannja ada di dalem taman seperti jang di perboeat, maka itoe sebab patek tijada poelang, den djangan ajahanda boeat selempang hati.

Soeltan Taboerat

90