Halaman:Hikajat Soeltan Taboerat 02.pdf/276

Halaman ini tervalidasi

755

Maka sembah permei Soeri, ja kakanda: Soedahlah djangan kakanda sanget mesgoelken ananda poetri Mahroem Siti, sebab ija telah bersama soewaminja, masaken soewaminja bendak berboewat nama jang kedjii kerna anak mantoe itoe orang boediman.

Maka sahoet radja, ja adinda: Sijapa taoe hilapnja dija.

Setelah itoe maka hari poen malemlah, maka segala dajang dajang poen masoek tidoer.

Setelah djaoe malem, maka dalem peradoean toewan poetri Mahroem Siti, di dengernja ada seperti soewara ada orang jang tidoer, maka segala dajang dajang poen memboeka tiri kelamboe, maka laloe berkata toewan poetri, Hai dang Rekawati: ada baek diri? Setelah dang Reka Warna mendenger soewara orang, maka segala dajang dajang poen bangoen, maka dang Reka Wati den dang Reka Warna poen mengenali soewara toean poetri, maka laloe ija menangis serta mentjioem kaki toewan poetri serta ratapnja. Wai toeankoe sampe hati toewan meninggalken beta sekalijan ini den dari manakah toewankoe dateng ini, den manakah soewami toewankoe,

Maka kata toewan poetri Hai dang Reka Wati djanganlah diri menangis, dijemlah diri dehoeloe kelak di denger padoeka ajahanda, nistjaja ija dateng kemari, tetapi akoe hendak bersiram dehoeloe.

Maka sekalijan dajang dajang berkata baeklah toewankoe.