Halaman:Hikajat Soeltan Taboerat 02.pdf/297

Halaman ini tervalidasi

776

semoewanja dateng dengen perkakas perang, maka penoeh sesek di tepi laoet dengen segala kapal perang den bahtar jang terseboet namanja kapal kapal perang itoe, seperti Anderdjit den Madja Djindra, den Goeba Menara, Soemba Warna, Tjakra Wala den laen laen namanja tida di seboetkennja oleh jang mengarang.

Maka segala orang isi negri poen heranlah melihat hal itoe sekalijan. Maka Soeltan poen mendjadi terlaloe amat mesgoel hatinja, kerna orang negrinja sanget sekali sedikitnja, den lagi kehandaknja itoe beloen keroewan dan beloen ketahoewan.

Adapoen maka datenglah kahesokan harinja, maka segala anak radja radja itoepoen melnasang merijem, maka laloe di sahoeti poela dari dalem negri.

Maka soeltan Taip poen menjoeroeken orang mengaloe ngaloeken dengen mantrinja keampat serta boenji boenjian.

Maka segala anak radja radja poen naeklah sekalijan, masing masing dengen segala pakejan nja, maka seorang anak radja dengen seorang mantri, maka sekalijannja poen demikijan djoega.

Setelah sampe pada waktoe itoe, baginda sedang doedoek pada bale penghadepan di hadep pada segala mantri hoeloebalang.

Maka toean poetri katiganja poen terkedjoet mendenger kata baginda, serta katanja: Hai ajah koe, apakah moelanja makanja ajahkoe berkata demikijan,