Halaman:Hikajat Soeltan Taboerat 02.pdf/375

Halaman ini tervalidasi

854

rahkenlah hamba kepada Allah, maka djikaloe mati hamba, maka bahroelah ajahanda keloear berperang, Insaallah djikaloe hamba masih ada hajat djanganlah ajahenda boewat koewatir, den inger inger hati, bijarlah ananda menangkep segala anak radja radja itoe sekalijan.

Maka kata oeltan ja anakoe tida mengapa, kerna djikaloe ajahanda tijada sekali keloewar membantoe toewan, apalah kelak di kata orang, den apalah tandanja jang ajahanda kasih sajang dengen toewan.

Adapoen maka beberapa di larangken oleh toean poetri, tijada djoega ija maoe menoeroet maka ija hendak djoega mengikoet, mak toean poetri poen dijemlah.

Sjahdan maka satelah sijang hari, maka gandarang perang antara kedoewa pihak seperti goegoer rasanja boemi soewaranja.

Maka toewan poetripoen memake seperti pakejan Djohan Pahlawan, laloe keloewar serta diiringken dengen doewa belas kawannja, satelah sampe di bale penghadepan, maka Soeltan Taib poen haldir dengen gadjahnja, serta hoeloebalang mantri, laloe keloewar menoedjoe medan peperangan. Djohan Pahlawan Nasib Berdjamanpoen mengiringken dari belakangnja.

Satelah sampe pada medan perang itoe, maka hatinja Djohan Pahlawan Nasib Berdjaman poen tida sedap rasanja serta berdebar debar hatinja, maka terlaloe amat heran dirinja serta berdjalan djoega.