Halaman:Hikajat Soeltan Taboerat 02.pdf/389

Halaman ini tervalidasi

868

Satelah itoe maka Mahbat Roem kedoea Mahbat Lailah poen mengangkat persantepan kehadepan Indra Maulana Pathoel Alam, maka Moehamad Sahrab poen mengadjak radja berdahar.

Maka kata Soeltan Bismilahken toewankoe dehoeloe, kerna hamba belon boleh bersantep sebab hati hamba terlaloe amat soeker.

Maka satelah Indra Maulana Pathoel Alam mendenger kata Soeltan itoe, maka hatinja poen terlaloe amat belas rasanja, seperti hendak memberi taoe kepada radja di dalem Negri Toral Arkan, soepaja ija taoe jang ija mantoenja, tetapi dari pada sanget takoetnja mendjadiken maloenja djadi seboleh-bolehnja di tahankennja.

Maka laloe berkata Indra Maulana Pathoel Alam itoe, ja toeankoe boeat apalah toeankoe ini menjoesahken den mesgoelken den djikaloe sekalijan anak radja radja itoe di atas hamba jang mengoesir dija.

Maka sahoet Mochamad Sahrab apalah jang di mesgoelken lagi, sedang dari pada mati telah di lepasken oleh toehan Malikoel Adil, jang melakoeken atas jang mengarang hikajat ini, apalah di boewat soesah.

Satelah itoe maka Soeltan poen toendoek sebagi orang maloe roepanja, serta makanlah bersama sama.

Satelah soeda seleseh dari pada makan minoem itoe, maka sembah Indra Maulana itoe, ja toeankoe apakah moelanja, makanja di negri Tadjir di datengken oleh segala radja radja itoe.