Halaman:Hikajat Soeltan Taboerat 02.pdf/391

Halaman ini tervalidasi

870

penglihatan ijalah sampe laki laki jang mendjadi pendjawat radja, seorang poen tijada jang dapet mendjawat saktinja atawa melawan pada medan peperangan, sajangnja adalah terlaloe ketjil badannja djikaloe di lihat pada medan peperangan tatkala ija menantang lawannja, adalah seperti boeroeng pingit tatkala di tengah padang roepanja.

Sahoet Mahbat Roem sebenernjalah seperti kata soedarakoe, pada, mata hamba poen demikijan lakoenja di dalem perang, djikaloe ija sedeng mengoesir segala raijat, lakoenja betoel seperti teloer boeroeng jang berhanjoet di tengah laoetan.

Adapoen Indra Maulana Pathoel Alam mendenger segala orang berbitjara itoe, maka mendjadi terlaloe amat soeka hatinja, sebab pikirnja anak radja itoe, sesoenggoehnja ija ini pandai sekali memboeka djalan pada bitjaranja, kerna sebagi chabar itoe, maka pandenja ija memoelaken bertanja kabar itoe, sebab kernanja toean poetri Mahroem Siti.

Satelah soeda Indra Maulana Pathoel Alam berpikir demikijan itoe, maka laloe berdijemlah sekoetika, serta mentjarai akal dalem hatinja soepaja djangan mendjadi njata barang kerdjanja.

Adapoen maka sekoetika berpikir, maka dapetlah pikiran dalem hatinja, maka laloe berdateng sembah, ja toewankoe djikaloe ada kiranja hamba dapet melawan anak radja jang doewa orang itoe, apalah aken balesnja atas hamba.