Halaman:Hikajat Soeltan Taboerat 03.pdf/181

Halaman ini tervalidasi

1157

ngan jang di tijoep oleh angin; den djikaloe ija berkata dengen lemboet adalah seperti goenting.

Satelah itoe maka menangislah dengen tangis jang amat sanget, serta mengharep a ampoen djoega soepaja di kembaliken seperti roepa jang dehoeloe djoega itoe.

Maka soeltan poen tersenjoem serta katanja: Hai orang desa kedoewa apakah angkau ini anak dari pada soedara Aboe Malain jang berboeat pitna kepada orang jang miskin.

Maka sembahnja: jatoewankoe antalah kami tida tahoe doeloe kalanja, kerna hamba ini sedikalanja tinggal di dalem desa ini.

Satelah itoe maka soeltan poen tersenjoem, serta katanja: djikaloe angkau belon taoe akoe beri taoe kepadamoe, jang bapamoe itoe pitna besar dalem negri, maka dateng anak tjoetjoenja poen demikian djoega.

Tatkala itoe soeltan poen menjeritaken hal ihwal itoe, seperti mana jang terseboet dalem tjerita jang telah soeda itoe.

Sasoedanja itoe maka orang doewa itoepoen menangis, serta takoetnja sambil minta ampoen den ma-af serta handak tobat dari pada pekerdjaan itoe.

Satelah itoe maka hingga sampe dateng pada Zaman sekarang ini, segala orang desa sanget takoet kepada orang negri, den soenggoe ija berani nistjaja tidalah di njataken malinken dalem hatinja djoega demikijanlah sebab dari pada soeltan djoega.