Halaman:Hikajat Soeltan Taboerat 03.pdf/200

Halaman ini tervalidasi

1176

djerit dengan sekoewat koewatnja tida terkira kira, maka demikian Sjahbandi poen mendjadi bangoenlah, serta di lihatnja Tan Seri Gading telah matilah.

Maka Sjahbandi poen sanget terkedjoet serta mereba anaknja itoe, sambil berkata: Wai! anak koe boewah hatikoe, siapakah jang aniaja padamoe? serta iboenja poen djangan di kata lagi maniharep.

Satelah segala raijat jang mengawal negri itoe poen datenglah sekalian masoek kedalem astanah mantri itoe dengan sendjatanja, dari pada sanget gemparnja maka radja poen datenglah serta istrinja sekalian.

Maka dengan sekoetika itoe djoega rioehlah dalem negri pada malem itoe, serta baginda memereksa kepada segala tempat itoe, dan segala dajang dajang dalem negri itoe poen semoeanja di preksa oleh baginda.

Maka sekoetika itoe datenglah Dang Soendari serta goepoe goepoenja sambil menangis, katanja: Wai anakoe apakah moelanja toewan di aniaja orang, dan sampe hati orang itoe berboeat demikian kepada anak anak jang belon berdosa itoe, dan sekarang tinggallah toewan sendiri diri, dan sampe hati orang itoe berboeat kanak kanak jang belon berdosa itoe tida siapa temannja bermain main itoe, dan toewan tida ada doewa tiga soedara toewan hanja inilah soedara toean Tan Sri Kentjana, dan sekarang toean tinggalken.

Maka dalem tjerit nja lebih lebih sanget. ra-