Halaman:Hikajat Soeltan Taboerat 03.pdf/204

Halaman ini tervalidasi

1180

maka radja poen berangkat masoek kedalem astanah dengan masgoelnja, dari sebab pekerdjaannja tida sampoerna itoe, tetapi ia menjoeroeh ken djoega orang mentjari taoe perlahan lahan soepaja: njata.

Satelah itoe maka segala jang mengadep itoe poen berangkat poelang, dan segala pengawal poen habis di boewang kedalem desa tempat orang jang telah kena soempah Soeltan Taboerat itoe.

Satelah itoe maka Sjahbandi poen kembali kepada tempatnja ketiga dengan istrinja, dengan amat masgoel menanggoeng pertjintaannja itoe dan Dang Reka sehari hari dengan aer matanja djoega mengenangken anaknja itoe, maka tida soenjinja dari pada menangis itoe sehari hari dengan aer matanja djoega sampeken dateng keoeroes kering, maka dari pada sebab jang demikian, maka Sjahbandi poen terlaloe amat masgoel hatinja sebab melihat hal istrinja.

Sjahdan maka pada soewatoe hari Sjahbandi doedoek berpikir saorang diri, deniikian pikirnja: dari pada sebab akoe ini tida terkenang peker djaan ini, djadi akoe ini koerang memegang adat, dari pada sebab segala raijat-melihat jang akoe sanget baek pekertikoe, djadi ia menaro hati jang berani kepada akoe.

Maka dari pada sebab akoe ampoenja kelakoewan jang demikian dengan sehari hari dalem masgoel, djadi segala mantri hoeloebalang dan raijat tidalah menaro endah kepadakoe, sedang sekarang ia berani memboenoeh anakoe, dan pada