Halaman:Hikajat Soeltan Taboerat 03.pdf/231

Halaman ini tervalidasi

1207

menaro sakit hati kepadanja, sebab dia anak radja besar lagi alim serta berkeramat amat saktinja, dan seperkara lagi ia kena tergoda oleh Djin dan ingetannja poen koerang.

Satelah itoe maka Pendita itoe poen tersenjoem serta di batjaken dengan isim allah, serta di tioep pada kepalanja dari djaoeh itoe, maka baharoe dateng ingetannja sedikit sedikit, serta sedarken dirinja pada rasanja seperti orang jang baharoe bangoen dari pada tidoernja, maka laloe kemaloe maloewan, tapi pada istrinja jang sakit itoe ia poen masi loepa djoega, hanja ia baharoe ingat dirinja jang ia boekan ada pada negrinja sendiri, dan di ketahoewinja jang toean pendita itoe jang boekan ashabinja, maka laloe soedjoed menjembah pada kaki pendita itoe serta minta ampoen, katanja: Wai toewankoe beriboe riboe ampoen aken toewankoe, bahoewa hamba ini tida dapet ketahoewi perdjalanan hamba, hanja hamba sesat djoega sampe kemari, maka hamba harep rahim toewankoe barang jang patoet di atas hamba ini.

Satelah itoe maka titah pendita, Hai anakoe: bahoewa ajahanda telah ketahoewi padamoe, tetapi dengan takdir allah soebhana wataallah jang toewan soedaken sampe kemari, maka inilah djodo anakoe kepada anak ajahanda perampoewan jang bernama toewan poetri Roemroem Bahroem.

Satelah anak radja itoe mendengar kata pendita itoe, maka mendjadi sanget soeka hatinja dan toewan poetri poen redlalah seperti kata itoe,