Halaman:Hikajat Soeltan Taboerat 03.pdf/422

Halaman ini tervalidasi

1488

djadi Nachoda kapal, maka njataiah ia raijat segala orang Djindik itoe.

Satelah maka mantri Sjahbandi poen hampir kapada Soeltan itoe serta menjambat soedjoet.

Maka Mahradja Boendan Keboendan poen memandang pada moeka Sjahbandi serta di tegornja, katanja: doedoeklah toewankoe?

Maka Sjahbandi poen doedoek.

Sjahdan maka sembah Sjahbandi itoe: jatoeankoe beriboe riboe ampɔen, bahoewa ini di titahken oleh bapa negri aken menanjaken kepada toewankoe, apa chabar toewankoe dateng kemari, dan apa kehandak toewankoe, dan dari mana datengnja ini. dan apa dengan kebadjikan atawa dengan kerna kedjahatan?

Satelah itoe maka Mahradja Widan kebondan poen tertawa kelak kelak, serta dengan mengoeroet ngoeroet koemisnja kekanan kekiri sementar mentar tengada keatas dan sekoetika toendoek kebawa selaкoe lakoe amat keren laganja dan tingka lakoenja, serta katanja: wai soedarakoe, bahoewa kita dateng ini kerna kebadjikan, dan boekan kerna kedjahatan datengnja kita ini dari seboewah negri Alipoel Dlohar, aken membawa titahnja Padoeka Soeltan Aripoel Dlohar, dan nama kita ini Mahradja Widan Kebondani di seboet orang, dan makanja hamba dateng ini aken meminangken toean poetri Maal Djamdjam Seri Negara, djikaloe di toeroet seperti kata dhlem soerat padoeka Mahradja, maka adalah sealamat negri Soeltan di sini, djikaloe tida di toe-