Halaman:Hikajat Soeltan Taboerat 03.pdf/443

Halaman ini tervalidasi

1509


beta tida ambil pada hati, dan djikaloe demikian baeklah toeankoe soeroch melihal kepada seorang moerid kedalem hoetan, kerna adatnja sehari hari djikaloe soree ia poelang.

Satelah itoe maka pendita itoepoen menjoeroeh ken kepada seorang anak moeridnja sanget kepertjaan, ia itoelah Djami Djami namanja, ialah soedaranja oleh jang mati, mika bahoewa dalem toedjoeh soedaranja tjoemah ialah jang sanget taoe dari pada ilmoé hikmat kesaktijan, tida ada sehalai jang bertinggalan dari pada pengadjaran pendita, maka ialah penghoeloenja dalem boekit itoe, maka ialah jang terlebi alim dan banjak ilmoenja, dan djikaloe ia mentjoeri atawa memboenoeh orang tidalah ketahoean, dan sasirepnja terlaloe amat madjoenja, djanganken orang jang lagi mengawal tidaken tidoer, orang jang sedang sangat lagi bekerdja kaloe kena sesirapnja tida habarken dirinja lantas tidoer dalem kerdjaannja, dan lagi ia taoe barang pakeannja seorang seorang ampoenja kesatian atawa ia ampoenja ilmoe satoe satoenja, maka semoeanja Djami Djami bisa aken mandapat taoe.

Satelah itoe, maka titah Pendita itoe kepada moeridnja, katanja: Hai anakoe boewah hatikoe Djami Djami, ti ta siapa jang akoe harep malinken anakoe, bahoewa sekarang pergilah angkau ini malihat si latjoer itoe, tadi pagi ija masoek kedalem hoetan aken pergi mentjari boeroeng serta soedara anakoe, djikaloe bertemoe angkau boedjoek dengan perlahan lahan aken mengadjak