Halaman:Hikajat Soeltan Taboerat 03.pdf/483

Halaman ini tervalidasi

1549

maligai, serta ia mendengar jang ajahanda baginda itoe telah tertangkep kedoewa manida mantri Sjahbandi itoe, maka hatinja poen sangat masgoelnja serta menangis dengan bertjoetjoeran aer matanja, serta pikirnja: bahoewa djikaloe akoe masi ada hidoep di dalem negri ini, nistjaja akoe di ambilnja istri oleh radja itoe, dan djikaloe demikian baeklah akoe memboenoe dirikoe soepaja djangan akoe di djemoenja oleh radja itoe, kerna pikirkoe djikaloe lain dari padasi Pandai memanda mata tidalah akoe maoe bersoewami.

Satelah itoe maka pada malem itoe toean poetri Maal Djamdjam Seri Negara poen menjoeroeh ken segala dajang dajang toeroenlah dari atas maligai, serta katanja: Hai Ma inang dan Ma pengasoeh sekalian, pergilah angkau lari barang kemana, kerna negri kita ini telah di alahken oleh radja lain, dan chabarnja padoeka ajahanda telah tertangkap serta memanda mantri itoe, dan djikaloe kita masi ada pada tempat ini, nistjaja kita di ambilnja goendik aken radja itoe, dan sekarang baeklah angkau masing masing pergi membawa dirimoe barang di mana, dan akoe ini bijarlah tinggal dalem maligi ini dengan seorang dirikoe, tetapi djikaloe di ketahwinja masi ada hidoep nistjaja ia dateng kemari, kerna sebab ia djadi leboer binasa sebab dari padakoe, tetapi ankau sekalijan pergi toeroenlah ankau sekalijan pergilah toeroen ankau bawa dirimoe barang kehandak hatimoe, kerna djikaloe sampe sijang