Halaman:Hikajat Soeltan Taboerat 04.pdf/145

Halaman ini tervalidasi

1771

tanja kepada Mahradja Goemanda oeta, Hai anakoe: batapakah bitjara anakoe ?

Maka sembahnja jatoewankoe, bahcewasanja toewankoe djoega terlebih maaloem, kerna toewankoe terlebih sampe boedinja toewankoe, djanganken jang seperti hamba ini jang masi dikata anak, sedang ajahanda hamba ada di bawa perenta toewankoe, tetapi pada rasa hamba tida sedap sekali kali, sebab dehoeloe adalah seorang moeda namanja demikijan, dan lagi sanget sekali sabarnja, dan lagi barang lakoenja pato t sekali anak oleh toewankoe, dan lagi roepanja berpatoetan sekali ia aken soedaranja deugan padoeka Mabradja Goemanda Soeta dan padoeka Mahradja Goemanda Sakti, istemiwa pada hamba ini jang hina, telah seperti aken malihat roepanja dan seperti malihat roepa hamba djoega.

Satelah itoe maka heranlah soeltan itoe.

Maka Mabradja Goemanda Soeta poen habis lah mentjeritaken hal kelakoewannja jang dehoeloe itoe, ia bertemoe sedang bermain main panah, dan tatkala sodaranja memaloek dija, di sangkanja hamba, maka semoewanja di chabarken dari awal sampe achirnja, seperti mana jang telah terseboet itoelah.

Maka heranlah jang mendengar itoe.

Tatkala itoe maka soeltan roen bertambah tambah taadjoebnja. serta katanja: wai anakoe b ewa hatikoe, sekarang apa apalah handak di kata lagi, sebab ini hal belon tentoe pastinja, dan tetapi sekarang djikaloe soenggoeh ia boekan anakSoltan Taboerat 204