Halaman:Hikajat Soeltan Taboerat 04.pdf/171

Halaman ini tervalidasi

1797

tempo tatkala hamba membawa perahoe, maka datenglah angin riboet laloe soedara hamba hanjoet, maka pada masa ini kami mendengar chabarnja toewan menangkep seorang moeda jang aken memboenoeh anak toean, dan ijalag ada djoega aken membawa seboewah lantera wasijat bahoewasanja lantera itoe soedara hambalah jang ampoenja dia.

Maka sahoetnja bapa penangkep ikan, japoen djoega persembahken dari padahal anaknja itoe hilang, aken ada ia membawa seboewah teko aer, behoewa datenglah sekarang tidaken ada chabarnja, maka, kami ini telah dengar orang itoelah jang mengambil poetji wasiat anak hamba keloe kaloe ia djoega jang memboenoe anak ham ba.

Sahoet seodagar djikaloe demikijan baeklah toeankoe kedoewa mengadoeken hal kepada daba negri (radja) soepaja bapa negri boleh timbangken, atau boleh di hoekoemkennja heran akoe poen ini hendak mengataken kepada radja jang ia memboenoeh anak hamba.

Baeklah kamoe bersama sama pergi mengadep radja.

Satelah soeda bermesjoewarat itoe, maka soedagar poen menjoeroehken nambanja membawa Indera Maulana Askandar Sjahitoe kedalemnegri, laloe di bawa oranglah serta ikatnja, dan soedagar poen mengiringken bersama sama, serta bapa penangkep ikan itoe kedoewa soedara penganak perahoe itoe.