Halaman:Hikajat Soeltan Taboerat 04.pdf/175

Halaman ini tervalidasi

1801

nja itoelah moelanja ia djadi terboenoeh.

Maka sahoetnja soeltan: beranikah angkau pergi mengadep anak radja itoe?

Maka sahoetnja mengapa kami takoet, sebab ia soedara akeg hamba.

Satelah itoe maka soeltang poen bertambah tambah takoetnja, serta katanja: djikaloe demikijan di manakah angkau mendapet lantera wasiat itoe? kerna pikirkoe nistjaja angkau boenoeh orangnja, dan angkau ambil harta itoe, dan berkata benar angkau! dan djangan angkau beadoesta, kelak nanti terpenggal batang lehermoe, dan tidalah angkau kenal behowa akoelah ini Soeltan Bahroen mertoea oleh Soeltan Toral Arken, dan akoe tida mendengar jang ia ada anak doewa tiga, hanja Mahradja Goemanda kedoewa itoe, dan angkau sijapa ini? jang mengakoe semana mana, dan tidalah angkau berkata benar dan djangan angkau menjaboet nama soeltan jang besar itoe, kelak toela anakau, dan berapa djoega jang angkau mengataken anak oleh soeltan, tidalah akoe ini pertjaja angkann, dan sekarang apa sebab angkau mengambil harta itoe, dan di mana angkau mendapet lantera dan poetji aer itoe?

Maka sembahnja jatoewankoe, dahoewa hamba mendapet lantera itoa pada peroet Boewaja jang soeda mati, dan poetji itoe dari dalem peroet Matjan, maka laloe di persembahken seperti mana jang terseboet itoe.

Maka heranlah sekalijan jang mendengar itoe