Halaman:Hikajat Soeltan Taboerat 04.pdf/177

Halaman ini tervalidasi

1803

kerna lantera penganak perau itoe njata sekali ialah jang mengambil, maka ia mengataken dari dalem peroet boeaja, adakah boewaja itoe memakan launtera? itoelah tida masoek pada akal sekali kali, dan lagi soenggoeh ia mendapet poetji aer itoe dari pada peroet matjan, gila apa dija seorang dirinja berani membelah peroet matjan, dan lagi pada akal tida menerima sekali kali jang matjan makan poetji aer itoe, maka sebab ia barani berkata demikijan sebab pikirnja siada lagi berani pergi bertanja pada matan dan boewaja itoe, dan djikaloe ia mengataken pada manoesia di mana boleh k ta menanjaken, maka dari sebab itoe ia berkata demikijan sekali kali, kerna apa baran bitjaranja tida patoet. maka pikir soeltan soeggoeh seperti kata ini, maka ia poen bertanja kepada segala hakim jang hadir itoe, patoetlah seperti persembahan mantri ini.

Maka sembahnja sekalian, soenggoehlah toewankoe seperti kata itoe, dan pada pikir hamba dan demikian djoega.

Maka soeltan poen memereksa doela, serta katanja: Hai mantrikoe apakah bitjaramoe seka rang ini?

Sambah mantri: djikaloe pada pikir hamba jang hina ini, berilah sakit dehoeloe padanja soepaja ia berkata benar, kerna orang ini kata dalem hoestan kitab, semoewanja dalem dirinja itoe sebab matanja dan kepalanja, dan hidoengnja dan koepingnja, atawa dedekanja menoen-

Soeltan Taboerat

205