Halaman:Hikajat Soeltan Taboerat 04.pdf/190

Halaman ini tervalidasi

1816

Maka laloe di boeka tali ikatnja, maka laloe di masa itoe radja poen masoek kedalem pada bale penghadepannja.

Maka segala jang malihat poen heranlah, sebab hoekoem radja itoe tida djadi, maka babislah jang menonton itoe kembali, serta lagi tida poetoesnja orang membitjarakan hal soeltan itoe.

Sjahdan maka satalah baginda sampe kedalem kota itoe, maka laloe di soeroenja memberi taoe kepada permalsoeri, jang padoeka tjoetjoenda dateng itoe.

Tatkala itoe permaisoeri poen sangat sekali goepoenja, serta keloewar di iringkan oleh sekalian dajang dajang.

Sahsoedanja sampe, maka anak radja ketiganja poen soedjoet menjembah pada kaki padoeka permaisoeri itoe, serta di peloeknja dan di tjioemnja ketiganja serta bertangis tangisan katanja: Wai anakoe boeah hatikoe, sampenja hati ajahanda boenda toean, tidalah ingat sekali kali dengan orang ini, betoel selakoe orang memboewang gedebong pisang roepanja, tida di tole dan di lihatnja, sampekan dateng boeah hatikoe besar, bahroelah nenenda bertemoe toean, di dalem itoe poen djikaloe boekan kerna sasat tentoelah toean tida bisa sampe kemari ini. Satelah itoe, maka Mahradja Goemanda Sakti poen sangat belas hatinja mendengar boenji ra