Halaman:Hikajat Soeltan Taboerat 04.pdf/215

Halaman ini tervalidasi

1841

mantoe akan hamba ini.

Maka Mahradja Goemanda Sakti poen sangat tertawa, serta katanja: soedalah toean kelah angkau mendapat bahla dari pada akan penghadepan ini, djangan lahangkau berboeat djoera pada segala orang kelak mendjadi haroe hara di penghadepan, tidakah dari malihat padoeka ajahanda lagi sedang berbitjara itoe.

Satelah itoe maka Hoestan kedoea poen berang kat keloewar kedoeanja, serta bernjanji njanji dengan bahsa Hidoestan demikijan boenjinja „Naksja toemma reeree nika djenggal mijban orija, bena wateng ham sjei watang sejham orija sejham orija.

Maka laloe di sahoeti oleh Hoestan sabab dengan peloewit tjara perans tjis, serta berdjalan keloewar, maka segala jane malihat kelakoewannja kedoea itoe sangatlah tertawa.

Sjah dan pada tatkala itoe Indra Maulana Askandar Sjah palsoe poen bertambah tambah teringat perboea annja Soeltan Bahroen itoe, maka mendjadi terlal e ama sakit hatinja, serta teringat pahanja jang kena tertjap dengan besi panas oleh soeltan itoe, maka hatinja poen mendjadikan bertambah tambah sakitnja, serta berdateng sembah: jatoewankoe Sjah alam beriboe riboe ampoen kebawa doeli toeankoe, tetepi barang titah toeankoe- dan barang perentahnja toeankoe hamba toeroet dan bamba ini toeroet dan hamba kerdjayan, tetapi hamba harep bijarlah permintaan hamba toeankoe kaboelkan dan sempekan