Halaman:Hikajat Soeltan Taboerat 04.pdf/263

Halaman ini tervalidasi

1889

Tjarang poen taoelah berdjalan di atas aer itoe dari pada sebab kesaktijan moestika itoe, djadi Tjatjing Tjoentjai poen bisa djoega di bawanja menjebrang bersama sama.

Maka Tjatjing Tjoentjai poen demikijan djoega barang apa segala kata binatang jang ketjil ketjil atawa jang besar besar, maka ia poen mengarti segala bahasa binatang itoe, maka apa djoega barang jang di dengarnja poen di berinja taoe kepada Tjoetjak Tjarang itoe, maka kedoewanja poen heranlah kesaktijannja itoe.

Adapoen maka adalah pada soeatoe hari, maka ia poen sampelah pada kaki poelau itoe, pada sebrangnja soengai besar, maka laloe di lihatnja banjaklah segala marika itoe besar dan hina moelija poen banjak di sana dan segala kapal kapal dan peraoe paraoe poen banjak hadir disana, maka heranlah dirinja Indra Maulana Askandar Sjah itoe, serta katanja: Hai Tjoetjak kedoewa? apakah moelanja orang banjak itoe di atas poelau itoe, marilah kita bertanja pada segala soedagar da: dagang itoe jang hendak menjebrang, kaloe kaloe ada djoega pekerdjaan jang besar itoe.

Maka kata kera itoe kedoea: jatoeankoe marilah.

Satelah itoe maka laloe di hampirinja.

Adapoen maka satelah sampe pada pertengahan djalan itoe maka Tjatjing Tjoentjai poen mendengar soewara doea ekor balang tanah itoe berkata pada istrinja, katanja: Hai istrikoe belas soenggoe akoe melihat orang moeda ini, sakejan