Halaman:Hikajat Soeltan Taboerat 04.pdf/272

Halaman ini tervalidasi

1898

djadi takoet mengadoe biroe padanja, serta ia pergi kepada Tjitjing Tjoentjai itoe, serta di tarik ekornja maka laloe di lontarken tetapi soengai.

Maka Tjatjing Tjoentjai poen berdiem dirinja djoega, serta ia dateng kembali pada belakang toewannja serta berdjongkok djoega, sambil ia merendah rendahken dirinja, maka ekornja poen di doedoekennja.

Tatkala itoe datenglah poela Hoestan Sabab menarik koepingnja kanan dan kiri, di loedah ken moekanja serta di tendangnja dengan sekoe wat koewatnja.

Maka Tjatjing Tjoentjai poen berdijem djoega, sambil njengir njengir giginja menahan sakitnja, satmbil ia menggaroek garoek pinggangnja dan kepalanja itoe.

Satelah itoe maka laloe kembali poela pada belakang toeannja serta ia djongkok poela.

Maka Hoestan Lantaran poen dateng poela, serta handak memegang kedoea kakinja, serta di lihat pada djoeboernja dan di pentl bidji peleernja.

Adapoen maka ketika, itoe bahroe datenglah marah Tjatjing Tjoentjai, maka laloe sigra di tamparnja moeka Hoestan Lantaran itoe, dengan sekoeat koeatnja dari pada sebab chilapnja itoe, maka dengan sekali tampar djoega laloe djato tergoeling di boemi serta berdara dara moeloetnja dan koepingnja, maka kepalanja jang lengar toe habislah berloemoeran dara dan tanah.

Satelah Hoestan Sabab malihat jang kawannja