Halaman:Hikajat Soeltan Taboerat 04.pdf/300

Halaman ini tervalidasi

1926

di seboet seboetnja namanja dan di seboetnja boedi pekertinja nistjaja ia tida maoe bekehan'dak ambil mantoe padakoe dan djikaloe demi'kijan baeklah akoe ini memboenoe djoega kepadanja kerna kata Soeltan Taboerat segala pekerdjaan di dalem doenja bales membales, djikaloe demikijan baeklah akoe ini membales poela per'boeatannja bahroelah bisa poeas rasah hatikoe dan lagi djikaloe tida mendapat apa barang kehandak hatikoe maka dari pada akoe ini hidoep terlebih baek akoe mati sekali.

Satelah soeda aken berpikir jang demikijan maka hatinja poen mendjadi bertambah tambah beraninja serta di hampirinja katanja: Hai orang hoetan mengapa angkau ini berani aken mema'ke namakoe dan tidakah angkau dengar habar',nja jang akoe anaknja radja besar lagi tjoetjoenja oleh Soeltan Taboerat dan sekarang mengapa angkau berani berani membawa nama jang senama padakoe kelak hari sakarang akoe boenoe padamoe soepaja poewaslah rasa hatikoe maka sambil ia berkata kata itoe sambil ia mengoe'noes pedangnja hendaklah di boenoehnja kepa'da Indra Maulana Askandar itoe.

Satelah Mahradja Goemanda Sakti malihat hal itoe maka laloe sigra di tangkapnja pedang soe'daranja katanja memboenoeh menoeroetken ha'wa napsoe toewankoe baeklah toewankoe pereksa dehoeloe kerna ia memake nama itoe boekan dengan soekanja sendiri kaloe kaloe ada djoega jang memberi nama itoe.