Halaman:Hikajat Soeltan Taboerat 04.pdf/302

Halaman ini tervalidasi

1928


hoekoem toeankoe hamba djoendjoeng, tetapi hamba poen tida aken ketahwi dari moela ketjilnja nananda hamba jang memberi nama seperti itoe dan djikaloe pada ketjilnja hamba dan hamba taoe bitjara nistjaja hamba ini larangken pada padoeka iboe hamba soepaja djangan ia mamberiken nama hamba seperti ini, dalem itoe poen barang mana djoega hoekoem toeankoe hamba ini terima, tidalah hamba ini moengkirken lagi, tetapi hendaklah di bawanja dehoeloe hamba di hadepan madjelis radja jang adil dan djikaloe ada hoekoam radja jang adil, hamba ini mendapat hoekoem radja dari pada sebab nama jang di kasih oleh neneh mojang hamba, maka di sanalah ada barang hoekoem toeankoe keampat.

Satelah Mahradja Goemanda Soeta mendengar boenji kata katanja itoe, maka mendjadi amat sangat herannja sebab tatkala ia bertjampoer di dalem nagri bersama djanganken lagi jang seperti domikijan sedang hartanja dan kesaktijannja jang patoet padanja di minta orang di kasihnja dan barang perboeatan orang poen tidalah hendak di balesnja malinken tinggal termengo mengo seperti boeroeng bango, dan sekarang barang bitjaranja seperti dapat di petik rasanja.

Adapoen maka pada masa itoe Indra Maulana Askandar Sjah poen laloe berkata demikijan, sembahnja jatoeankoe sekalijan ini, hareplah toean toean sekalijan bahoewa sekarang ini apa djoega barang titah toeankoe hamba toeroet kaloe