Halaman:Hikajat Soeltan Taboerat 04.pdf/332

Halaman ini tervalidasi

1958

mengadoe hal pada ajahandanja dan bijarlah adinda mengakoe tida maoe bersoewami pada lain orang, dan djikaloe toewan mati terboenoeh bijarlah adinda mangikoet mati bersama sama tidalah kakanda mati seorang hanja bersama sama dengan beta.

Maka sahoetnja: Hai toean poetri djikaloe kakanda mati maka bahroelah toewan hendak mambales apalah goenanja sebab matinja toean mati kakanda, djadi soewatoe poen tida ada goenanja, kerna djikaloe adinda mati kakanda mati apalah soedahnja, mendjadiken pendek tjerita hikajat ini, dan djadi penasaran poela si pembatja kepada kita kedoewa kerna toean poetri kedoewa kekanda djoega jang mendjadi memandjangken tjerita hikajat dan djikaloe kita kedoewa mati apalah goenanja djadi orang jang berhikajat poen mesgoel hatinja.

Satelah itoe maka berdateng sembah Tjoetjak Tjarang itoe: Hai toewan poetri soedalah toean djangan toewan sangat sakali bertjinta ingat ingatlah toewan sebab toean seorang radja besar dan di moelijaken orang sebagi toewan patek ini tidalah berketahoewan dari pada asal bangsanja, dan djikaloe toewan pateh beristriken toewankoe adalah seperti orang jang toea jang lagi miskin roepanja tida berpagar dan hatapnja dari pada dengan daoen kelapa, dan djikaloe malem ia berselimoet hasep dengan taboenan daoen kering maka selamanja ia hidoep dengan oebi keladi dan segala oembi oembijan, maka