Halaman:Hikajat Soeltan Taboerat 04.pdf/388

Halaman ini tervalidasi

2013

Maka satelah hoeloebalang Bidjak Mashoer mendengar katanja anak radja itoe, maka terlaloe amat soeka hatinja serta tertawa kelak kelak sebagi ada jang oepah kepadanja serta mengoeroet ngoeroet koemisnja sambil kerkata kata sajangnja soenggoeh anak moeda ini roepanja seperti gading koelitnja telah teroepama berpatoetan sekali kali dengan pakejannja, sajang soenggoehlah njawamoe lagi sangat moeda beloen pantas sekali mengadep lawan soedalah angkau kembali lebih baek dehoeloe kataken pada bapa moe akoe poenja salam doa soeroeh ia lekas dateng kemari mengadep akoe sendiri dan angkau ini sangatlah belas rasanja hatikoe, dari sebab toelang moe masi sangat kaliwat moeda dan koelit moe sangat getasnja dan tipisnja serta darahmoe masi entjer, terlaloe, lagi poen beloen berapa kegagahan moe dan boekan pantas pantasnja lawanan moe kepada akoe, sepatoetnja akoe ini mendjadi kake mantoe moe aken di doedoeken akoe dengan poetri Maal Djamdjam Seri Negara.

Satelah ia mendengar kata itoelah jang demikijan, maka mendjadi sakit hatinja dan panas darahnja laloe di sabatnja dengan pedangnja, laloe di tangkisnja dengan persinja maka laloe memantjoer api bernjala naek keatas oedara, sekoetika poela maka hoeloebalang itoe poen memandjangken toembaknja serta di toembaknja pada lamboengnja Mahradja Goemanda Soela

Maka laloe sigra di tangkisnja dengan boesar

Soeltan Taboerat

Soeltan Taboerat

243