Halaman:Hikajat Soeltan Taboerat 04.pdf/99

Halaman ini tervalidasi

1725

moestikanja jang pemberijannja Indra Maulana Askandar Sjah itoe, maka laloe di pakenja, maka tatkala itoe segala bahsa binatang di dalem hoetan itoepoen ija ketahwi, maka laloe ija pergi kepada radja singa dengan melakoeken hina dirinja.

Satelah itoe maka mahradja singa poen lagi sedang di hadepoleh segala kaoem singah itoe, maka di lihatnja saekor bera toewa dengan membawa toenkat kajoe djamboe bidji, dengan mengoeroet ngaeroet djenggotnja jang poeti itoe, serta dengan membawa kalakoewan hina roepanja, serta ja dateng soedjoed serta merendahken dirinja dengan tangisnja.

Maka radja singah poen terkedjoet, serta katanja: Hai margastoe jang hina sekal, mengadakah angkau dateng dengan menangis, apakah kesoekeran moe?

Maka sembaḥnja jatoeankoe, bahoea di dalem alam doenija ini tida sijapa jang melebihken keradjaan dari pada toeankoe sjeh alam lagi radja jang gagah berani, bahoea pada pikir hamba jang hina ini, jang tida sekali ada mampoenjai soewate dajaoepaja, bahoewa sanja tida sijapa lagi jang patoet hamba mengadoeken dari pada hal kesoekeran habamoe, malinken pada toeankoe sjag alam djoega radja dari pada segala binatang, bahoewasanja hamba ini di dalem kesoekeran sepatoctnjalah toeankoe jang menoeloeng hamba, maka tatkala itoe banjaklah perkataannja jang di keloewarken oleh Bajoe Soepa