Halaman:Hikajat Tanah Hindia.pdf/10

Halaman ini belum diuji baca

6

kah api membinasakan barang sasoeatoe jang ada, boekankah tiap² barang lama kalamaan lapoek atau rusak?¹

 Sungguh pun Brahma, dewa yang terutama sekali, tetapi banyak orang Hindu menyembah Wisnu dengan tiada mengindahkan Brahma dan Siwa; ada pula yang menghormati Siwa lebih daripada dewa yang lain itu. Adapun berhala Siwa di pulau Jawa separuhnya mukanya hebat, separuhnya seperti orang bertapa, maka dewa yang bertapa itu dinamai Batara Guru oleh orang Jawa. Maka, istri Siwa bernama Durga, tetapi disebut oleh orang Jawa: Lara Jonggrang, maka dewa itu memperanakkan dewa Ganesa, berhalanya (yakni) seseorang yang gemuk badannya, berkepala gajah, akan alamat dewa itu berbudi dan bijaksana. 

Lain daripada dewa yang tersebut di atas ini, ada lagi yang disembah oleh orang Hindu, misalnya Surya, yaitu dewa yang menguasai matahari, dan Indra, yang menjaga surga.

Maka adalah suatu adat orang yang menyembah Siwa: apabila raja atau orang besar² 'mangkat', maka mayitnya dibakar, serta segala istri gundiknya menikam dirinya dengan keris, lalu rebah ke dalam api.

Hatta (kemudian), maka nama agama Buddha asalnya daripada orang yang membangunkan agama itu ± 600 tahun s.b.N.I., maka orang itu anak raja, namanya Gautama, negerinya di kaki gunung Himalaya. Adapun Gautama dukacita melihat sengsara manusia, maka terbitlah niat dalam hatinya hendak membangunkan agama yang lain. Oleh karena itu dibuangkannya sekalian kesukaan dan kebesarannnya, serta ia bertapa enam tahun lamanya; kemudian daripada itu, ia menjadi fakir dan mengajarkan agamanya di Hindustan.

Maka Gautama digelari oleh muridnya Buddha, artinya Yang Mulia.

Adapun perkara agama Buddha yang terutama sekali, yakni:

Barangsiapa yang membunuh nafsunya dan mengasihiSiwa dinamai juga 'Kala'; kata 'kala' itu sekarang juga artinya waktu, umpamanya: sediakala, tatkala dan sebagainya.