Halaman:Hong Sin (Feng Shen) Penganugerahan Malaikat - Jilid 11.pdf/38

Halaman ini telah diuji baca

— Geladak keparat: Kiranya kau yang telah membokongku,

Sesudah membunuh Li ciangkun dan putera ketigaku, masih juga kau mauin jiwaku, Tidak takutkah engkau akan hukum dan peradilan Allah?

Locia yang dicaci maki secara kejam dan kasar membuat dadanya serasa mau pecah. Ingin rasanya ia ayunkan gelang pusakanya untuk menghabisi jiwa Ngokong ini. Akan tetapi demi teringat akan pesan gurunya, seberapa dapat ia kekang kemarahanaya dan bertahan untuk tetap melayani dengan laku sabar.

— Tua bangka ! Bila kau ribut terus kuhantam engkau dengan Khian Khun Khoan ini, Biarpun aku membunuhmu tidak naati Tuhan akan mempersalahkan dan menghukumku !

Bisa udak kaututup mulutnu hei tua bangka ?

— Geladak keparat, terkutuk kau ! Digedung pengadilan Al ah masihkah engkau mau berlagak! Libat saja nanti bagaimana pengaduanku! Dan kalau kau memang jantan, lepaskan aku dan mari kita selesaikan dalan peradilan langit ini !

— Tutup mulutmu hei tua bangka ! Sampaipun peradilan A lah tidak nan i akan mempermasalahkan diriku. Kau tahu siapakah aku yang sesungguhnya?

Raja naga laut timur itu mengawasi Locia dengan

38