Halaman:Hutan Pinus.pdf/13

Halaman ini telah diuji baca

Ayah Impian

Mastiriza Novitasyahti


Empat tahun lalu, terdengar suara tangis bergetar-getar dari bibir mungil seorang bayi perempuan. Montok, merah padam, dan meringis. Ketika kau dapat ngira-ngira rupa ibunya yang telah mengejan dahsyat, berusaha mengeluarkan bayi perempuan cantik itu, pastilah akan tergambar wajah letih, lega, dan senang tidak terkira. Ketika kau menyorotnya lekat-lekat, entah apa yang ada di pikiranmu ketika itu. Ibu muda dua puluh tahun itu sama sekali tak menampakkannya. Tidak ada senyuman, tangisan, tak pula ada keharuan di wajahnya. Tak ada yang mendampinginya semasa itu. Melewati salah satu hari istimewa dalam hidupnya.