Halaman:Indonesia Madjalah Kebudajaan Edisi Djanuari-Pebruari-Maret.pdf/145

Halaman ini tervalidasi

landa ditjari-tjari maksud dan tudjuan Jain. Dichawatirkan bahwa dibelakang sem-bojan ,,kemadjuan ekonomi” ada maksud lain jang tersembungi dan pimpinan jan dipegang oleh para fanatiei akan mengutamakan sifat keagamaan dari gerakan itu. Dipandangaja S.I. sebagai organisasi jang berbahaja, terutama oleh kaum prijaji dan bangsawan jang akan diperlemah kedudukannja karena pengaruh S.I. pada penganutnja, SI. merupakan suatu bahaja demokratis terhadap kekuasaan Belanda jang bersendikan radja dan bangsawan feodal. Kepertjajaan kaum S.I, kepada pemimpin2nja lebih besar dari pada kepada pangrebpradja. Peristiwa di Surabaja dengan mendekritkan hari raja Islam sebagai hari raja resmi setjara terang-terangan melanggar kekuasaan Bupati Surabaja. Lebih-lebih dikalangan bangsa Belanda timbul rasa serba chawatir dan tjemas dalam menghadapi manifestasi dari solidaritet kaum S.L. itu jang berupa pemogokan, keberanian luar biasa, bentrokan dengan kaum Tionghoa.

Dimana bangsa Indonesia hanja dikenal sebagai orang tempat ditjajimaki dan diperlakukan tidak seperti manusia, dimana koloniaal-egoisme meradjalela das nasib rakjat sangat menjedihkan, disitu ketakutan sangat besar, S.I. digambarkan sebagai komplotan kaum muslimin untuk mengusir bangsa Belanda dan bangsa asing lainnja dari Indonesia. Dengan tergesa-gesa mereka mulai mempersendjatai diri untuk menghadapi kemungkinan seperti peristiwa Tjilegon jang belum terhapus dari ingatan mereka.

Bahwasanja gerakan S.I. mempunjai sifat-utama ekonomis sebenarnja berkali-kali dengan tegas diutarakan oleh seorang pemimpin S.F. jang terkemuka, jaitu R. Ocmar Said Tjokroaminoto, Dalam pidatonja pada rapat raksasa di Kebun Binatang Surabaja pada. tanggal 26 Djanvari 1913 jang dihadliri oteh Lk. 10.000 orang belia menegaskan bahwa S.T. tidak bersifat politik, tudjuannja ialah menghidupkan djiwa-dagang bangsa Indonesia, memperkuat ekonominja agar dapat menghadapi bangsa asing dengan mendirikan perkumpulan koperasi.

Sambutan terhadap andjuran untuk mendirikan koperasi itu sangat baik hal ini terbukti dari banjaknja toko2 koperasi jang didirikan dalam bulan bulan berikutnja. Di Njamplungan toko Sumikarso, di Djagalan toko Bondo-roekoen, di Kawatan Sedio Oetomo, di Lenteng Tridjojo-Oectomo , modal-pokok rata-rata ada Rp. 5.000,—

Ada restoran jang disediakan untuk mandor? toko, djurutulis dan pegawai rendah lainnja.

S.I. Surabaja diuga telah memiliki suatu N.V. ialah N.V. „Setia Cesaha“ jang metnerbitkan surat kabar “Oetoesan Hindia”. Disamping itu didirikan djuga penggilingan padi di Surabajt dan Semarang. Malahan kemudian oleh Centraal Comite S.I. direntjanakan untuk mendirikan suatu bank dan di Bandung dibentuk suatu maskapai perkebunan dan perdagangan untuk mengeksploiteer tanah dan mengusahakan perkebunan. Kesemuanja itu merapakan usaha untuk membebaskan kehidupan ekonomis bangsa Indonesia jang tergantung dari bangsa asing.

Perbedaan besar antara rakjat Indonesia jang pada umumnja hidup pada batas-batas tingkat hidup jang minimum dengan bangsa asing jang ada dalam keadaan materil jang baik, memberikan tanah jang subur bagi andjuran O.S, Tjokroaminoto. Jang mendjadi sebab langsung aalah huru-hara puda bulan Pebruari 1913 di Surabaja, jaitu waktu bangsa Tionghoa menutup toko2nja sehingga timbul kesulitan untuk memperoleh kebutuhan pokok sehari-hari. Sangat terasa oleh rakjat bahwa keadaan mereka tergantung dari bangsa asing dan terbukalah matanja betapa perlunja mendirikan toko2 sendiri.

Faktor-faktor praktis dan bersifat materil memberikan harapan kepada massa untuk perbaikan hidup dimasa depan, maka S.I. berkembang dengan pesatnja. Lagi