Halaman:Ini tjarita namanja lawah-lawah merah, ija itoe satoe tjarita dari Negri Tjina.pdf/175

Halaman ini tervalidasi

171

menjatakan soenggoe bangsa Tjina soeka sakali malam di bikin siang.

— Barangkali boleh kita brani disini sabantaran, — berkata kapada policie kapada Ming.

Dia-orang ada berdiri di moeka satoe roema jang pintoenja ada separo terboeka, sahingga orang bisa liat segala roepa manoesia dalam roema itoe jang masoek dan kaloear dimana ada hati dan kabanjakan bersoeka-soeka hati dan soerak-soerak, dan lain menjasal, diam-diam sadja.

— Baik ! — menjaoet Ming. — Roema apa itoe!

Soenggoe roema itoe haroes di kata ada djelek sekali.

Dari moeka temboknja ada bebrapa tampat terhela.

Di sabela loear tiada djendelanja dan djikaloe orang tengok kadalam, bole dapat liat satoe gang pandjang, sempit dan bengkok, di trangkan dengan doea palita jang ketjil apinja, dan jang mana Toehan jang koeasa sendiri taoe sampe kamana trangnia itoe adanja.

— Itoe roema, — berkata Fo-Hop — ada djadi jang membri banjak amat pakardjaän kapadamoe.

— Roema jang membri banjak amat pekerdjaän kapadakoe?

— Betoel sekali. Ini ada roema petopan jang amat nadjis dalam sekalian negri Tjina dimana ada datang berkoempoel segala orang-orang djahat jang soeka djadi penglarian.

— Saija mengarti bitjaramoe.

— Maka apa kita bole pergi disitoe?

— Tentoe bole. Melainkan djikaloe angkaoe kira